Rabu, 26 April 2017

Artikel yang mengenai ilmu budaya dasar

Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar
Latar belakang IBD berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermindalam berbagai aspek kebudayaannya.
2. Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budaya nya, sehingga manusia binggung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya.
Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan
dikelompokan dalam tiga kelompok besar,yaitu;
1Ilmu-ilmu Alamiah (natural science)
ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetauhi keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmia. analisis untuk menentukan suatu kualitas.Hasil analisi itu kemudian di generalasikan.Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.hasil penelitian 100% benar dan 100% salah yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi,fisika,kimia,biologi,kedokteran, mekanika.
2.ilmu-ilmu sosial (social science)
ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan
antar manusia.tetapi hasil penelitian tidak mungkin mungkin 100% benar,hanya mendekati kebenaran
yang termasuk ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi,sosiologi,politik,demografi,psikologi
,antropologi soasial,sosial hukumm,dsb
3.pengetahuan budaya (the humanities)
pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.
metode yang di gunakan adalah pengungkapan peristiwa dan pernyataan yang bersifat unik,peristiwa dan
pernyataan itu pada umumnya terdapat pada tulisan.metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode
ilmiah,hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
pengetahuan (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian, (disiplin) seni dan
filsafat.
(basic humanitilies) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya.ilmu budaya dasar dalam bahasa inggris disebut
dengan basic humanities.pengetahuan budaya mengkaji masalah niai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya.
sedangkan ilmu budaya dasara bukan ilmu tentang budaya.melainkan mengenai pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
berbudaya
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
1. Mengusahakan penajaman dan kepekaat pola pikir kita terhadap lingkungan budaya, sehingga kita lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama untuk kepentingan setiap individu.
2. Memberikan kesempatan bagi kita semua untuk memperluas wacana tentang berbagai masalah yang dihadapi manusia maupun berbagai persoalan budaya.
3. Mengkader kita untuk menjadi individu yang toleran dan tidak terjerumus dalam sifat kedaerahan, fanatisme agama, maupun ras atau golongan. Hal ini karena ruang lingkup pendidikan yang kita rasakan saat ini cenderung membuat setiap manusia berpandangan sempit, mementingkan golongan dan lain sebagainya.
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :
  1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian (Disiplin), didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
  2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dan bagaimana pula hubungan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD, pokok-pokok bahasa yang dikembangkan adalah :
  1. Manusia Dan Harapan
  • Kepercayaan
  • Harapan
2.  Manusia Dan Kegelisahan
  • Keterasingan
  • Kesepian
  • Ketidakpastian
3.  Manusia Dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian
  • Kesadaran
  • Pengorbanan
4.  Manusia Dan Pandangan Hidup
  • Cita-Cita
  • Kebijakan
5.  Manusia Dan Cinta Kasih
  • Kasih Sayang
  • Kemesraan
  • Pemujaan
6.  Manusia Dan Keindahan
  • Renungan
  • Kehalusan
7.  Manusia Dan Penderitaan
  • Rasa Sakit
  • Siksaan
  • Kesengsaraan
8.  Manusia Dan Keadilan
  • Kejujuran
  • Pemulihan Nama Baik
  • Pembalasan
Dari Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercangkup dalam pengetahuan budaya, perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat dan lain-lainnya.

http://nurazizah100798.blogspot.com/2017/04/tugas-budaya-dasar-minggu-ke-9.html

Rabu, 19 April 2017

penjelasan mengenai manusia dan kebudayaannya mengenai manusianya(Unsur,Keperibadian,Hakekat) menurut para ahli

http://nurazizah100798.blogspot.com/2017/04/tugas-ilmu-budaya-dasar-minggu-ke-8.html
MANUSIA DAN BUDAYA (Menurut Para Ahli)
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah, yang memiliki akal pikirin dan hawa nafsu. Sedangkan budaya adalah satu cara hidup dari seorang atau sekelompok manusia di dalam kehidupan sehari-harinya. Yaitu seperti agama, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan atau yang lainnya. Kalau dilihat dari pengertian manusia dan budaya, sangat erat hubungannya antara manusia dan budaya. Karena pelaku dari budaya itu adalah manusia. Dan budaya tercipta dari interaksi manusia terhadap alam ini.
Budaya dan manusia sangat sulit untuk dipisahkan, karena budaya di dalam satu kelompok tercipta dari dahulu dan akan terus digunakan oleh generasi berikutnya. Seperti budaya yang ada di lingkungan sekitar. Setiap minggu akan di adakan kerja bakti antar RT yang dilakukan oleh para warga. Itu terjadi karena manusia sadar bahwa lingkungannya harus selalu dijaga kebersihannya dengan seksama. Sehingga tercipta kerja bakti setiap minggu di lingkungan RT.
Membahas manusia dan budaya akan sangat luas cangkupannya, karena alam ini terisi oleh manusia yang memiliki budaya berbeda-beda. Manusia hidup dengan budaya yang ada di lingkungan keluarga, tempat tinggal, satu organisasi atau dari yang lainnya. Dengan budaya akan memiliki ciri dari manusia tersebut. Seperti budaya dalam agama, orang muslim akan melaksanakan sholat ketika adzan berbunyi. Sehingga terlihat dari orang tersebut, bahwa dia muslim karena melakukan ibadah yang ada di dalam agama Islam.

Yang saya dapat dari google tentang manusia dan budaya adalah sebagai berikut :
Dua pandangan yang dijadikan acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
Manusia terdiri dari 4 unsur :
–          Jasad : badan kasar manusia yang nampak dari luar, menempati ruang dan waktu
–          Hayat : mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak
–          Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan
–          Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri

Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung 3 Unsur :

–          ID, kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak; merupakan libido murni, berkembang secara internal dalam diri individu
–          EGO, sebagai kepribadian eksekutif karena peranannya dalam menghubungkan energi ID dalam saluran sosial yang dapat dimengerti orang lain, berkembang secara internal dalam diri individu
–          SUPER EGO, struktur kepribadian yang paling akhir, terbentuk dari lingkungan eksternal, merupakan kesatuan standar-standar moral



Hakekat Manusia :
  1. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh;
  2. Makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna jika dibandingkan makhluk lainnya, misalnya :
  •   Perasaan Intelektual
  •   Perasaan Estetis 
  •  Perasaan Etis 
  •  Perasaan Diri
  •  Perasaan Sosial
  •  Perasaan Religius

  1. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi;
  2. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

Pengertian Kebudayaan
  • Menurut E.B. Taylor (1871); Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat;
  • Menurut Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat;
  • Menurut Sutan Takdir Alisyahbana; Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir;
  • Menurut Koentjaraningrat, Kebudayaan adalah keselurahan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil pekertinya;
  • Menurut A.L. Krober dan C. Kluckhon; Mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.

Pengertian Kebudayaan
  • Menurut C.A. Van Peursen mengatakan bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap kelompok orang-orang yang berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkanselalu mengubah alam;
  • Krober dan Kluckhon mendefinisikan kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yangdiperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.

Unsur-Unsur Kebudayaan

– Menurut Melville J. Herkovits, terdiri dari 4 unsur, yaitu :
o   Alat teknologi
o   Sistem ekonomi
o   Keluarga
o   Kekuatan politik
– Menurut Bronislaw Malinowski terdiri dari :
o   Sistem norma
o   Organisasi ekonomi
o   Alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan
o   Organisasi kekuatan

– Menurut C. Kluckhon, terdiri dari 7 unsur, yaitu :
o   Sistem religi
o   Sistem organisasi kemasyarakatan
o   Sistem pengetahuan
o   Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
o   Sistem teknologi dan peralatan
o   Bahasa
o   Kesenian

Wujud Kebudayaan

Dimensi wujud kebudayaan ada 3, yaitu :
  •   Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia;
  • Kompleks aktivitas;
  • Wujud sebagai benda.

Orientasai Nilai Budaya
Menurut C. Kluckhon ( variations in value orientation tahun 1961) terdapat 5 masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
  1. Hakekat hidup manusia
  2. Hakekat karya manusia
  3. Hakekat waktu manusia
  4. Hakekat alam manusia
  5. Hakekat hubungan manusia

Perubahan Kebudayaan

Disebabkan oleh :
–          Sebab- sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri misalnya : perubahan jumlah dan komposisi penduduk
–          Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup

Faktor Yang Mempengaruhi Diterima Atau Tidaknya Unsur Kebudayaan Baru, Diantaranya :
  •   Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak denagn kebudayaan dari luar;
  •  Pandanagan hidup dan nilai-nilai yang dominant dalam suatu budaya ditentukan oleh nilai-nilai agama
  • Corak struktur sosial masyarakat menentukan proses kebudayaan baru
  • Apabila unsur baru dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat

Kaitan Manusia Dan Kebudayaan :

Proses dialektis tercipta melalui 3 tahap, yaitu :
  • Eksternalisasi, proses manusia dengan dirinya
  • Obyektivasi, kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia
  • Internalisasi, proses manusia dengan masyarakatnya sendiri

Referensi
  • Parsons, Talcott and Evon Z. Vogt (1962) “Clyde Kae Maben Kluckhohn 1905-1960” American Anthropologist, 64:140-161
  • Parsons, T. (1973). “Clyde Kluckhohn and the integration of social science.” In W. W. Taylor, J. L. Fischer, & E. Z. Vogt (Eds.), Culture and life: Essays in memory of Clyde Kluckhohn (pp. 30-57). Carbondale: Southern Illinois University Press.
  • Powers, Willow Roberts (2000) “The Harvard study of values: Mirror for postwar anthropology.” Journal of the History of the Behavioral Sciences, 36(1): 15-29.
  • Kluckhohn, Florence R., & Fred L. Strodtbeck. (1961). Variations in Value Orientations. Evanston, IL: Row, Peterson.
  • Russo, Kurt W. 2000. “Finding the middle ground: insights and applications of the value orientations method.” Yarmouth, ME: Intercultural Press, Inc.
  • Clyde Kluckhohn: Review; ‘Man’s Way: a Preface to the Understanding of Human Society’, by Walter GoldschmidtAmerican Anthropologist, Vol. 61, pp. 1098-99.

Jumat, 14 April 2017

manusia dan keindahan serta manusian dan pandangan hidup dalam

Ilmu budaya dasar – MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP 

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
A. Ideologi
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
1. Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
  1. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
  2. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
  3. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
  4. Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
  5. Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.
2. Cita-Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
– Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
– Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
– Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.
3. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
  1. Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
  2. Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
  3. Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
4. Usaha/perjuangan
kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh bermalas – malasan, bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia yang mengaturnya.
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.
Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia, maka ketidak mampuan akan kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong menolong, bergotong royong. Apabila sistem ini diangkat ketingkat organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha / perjuangan warga negaranya sedemian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui pandangan hidup /idiologi yang dianut oleh suatu negara.
  1. Keyakinan atau kepercayaan
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi (ratio) dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupanakan diliputi oleh bimbang.
  1. Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.
Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.

DAFTAR PUSTAKA
  • Widyosiswoyo, Supartono. Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009
  • Soelaeman, M. Munandar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: PT. Refika Aditama, 2001
  • tugas-kuliah/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-pandangan-hidup 

Sabtu, 01 April 2017

Bahasan Yang Terkandung Dalam IBD Menurut Seni-Seni (Seni Sastra,Seni Tari,Seni Musik, Seni Rupa



Bahasan Yang Terkandung Dalam IBD Menurut Seni-Seni (Seni Sastra,Seni Tari,Seni Musik, Seni Rupa 





Seni sastra (puisi,drama,prosa)
Seni tari
Seni music
Seni  rupa
Seni sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen/novel, atau drama.
Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisahan, dan amanat yang dikomunikasikan kepada pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu mengapresiasikannya. Pengetahuan tentang pengertian sastra belum lengkap bila belum tahu manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
    Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang  disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.
     Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam karya.
     Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karya.
     Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
      Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu tertentu.

Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian (disiplin) scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedang Ilmu Budaya Dasat ( Basic Humanities ) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk betbudaya ( homo humanus ), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

Musik sedemikian rusaknya  kedalam kehidupan sosial masyarakat. Ia telah mengibarkan benderanya di pangung-pangung kesenian, konser-konser, radio, televisi, toko-toko, pusat perbelanjaan, di rumah-rumah, kamar-kamar, di warung-warung, di dalam mobil, di lokalisasi pelacuran, ataupun dikampus-kampus, sebagai iringan atau sebagai back sound, ia menemani manusia disaat manusia sedang belajar, bersantai, rekreasi, perjalanan, pacaran atau dalm perta-pesta, bahkan ketika sepasang manusia sedang melakukan kegiatan yang bersifat pribadi. Sehingga dengan demikian, nyatalah bahwa musik merupakan kebutuhan yang hakiki dalam kehidupan kita sehari-hari. Tiada hari tanpa musik. Dampak sosial dari merajalelanya musik-musik ini, terasa sangat dominan pada generasi muda. Pemusik atau penikmatnya sebagian besar adalah generasi muda, atau paling tidak, mereka yang berjiwa muda. Akan halnya penikmatan musik ini, sejarah juga telah membuktikan, bahwa salah satu sifat atau ciri manusia Indonesia adalah artisik. Penikmatan musik yang terjadi dai kamar-kamar atau di disco-disco sambil berajojing, menyebabkan generasi muda gila musik. Satu generasi yang berlatar belakang cross-cultural  di indonesia
Konsepsi IBD dalam kesustraan ,seni rupa  dan seni musik . dapat diartikan sebagai teori tentang keindahan dan seni . Arti keindahan sudah diurakan dimuka , sedangkan arti seni adalah keindahan yang diciptakan manusia .pemandangan alam yang paling indah adalah ciptaan tuhan  . Akan tetapi keelokan tubuh manusia bukanlah merupakan seni karena kesemuanya merupakan ciptaan tuhan.

Pada hakikatnya seni itu adalah indah ,tetapi bukan berarti bahwa segalanya yang indah adalah seni .Muthar lubis mengatakan bahwa seni merupakan produk daya inspirasi dan daya cipta manusia yang bebas dari cengkeraman dan belenggu berbagai ikatan

The liang gie mengungkapkan bahwa pengertian keindahan di anggap sebagai salah satu jenis nilai ,yaitu nilai estetis .Mengenai nilai itu sendiri ,ada berbagai pembedaan , yaitu :
1.      Nilai subjektif
2.      Nilai objektif
3.      Nilai perseseorangan
4.      Nilai kemasyarakatan
5.      Nilai intrinsif
6.      Nilai ektrinsik

Benedetto croce adalah tokoh ekspirasi yang paling terkenal .dengan karyanya yang telah diterjemahkan  di dalam bahasa inggris . Aesthetics as science of expression and general linguistic  antara lain mengatakan art is expression of impression: seni adalah pengungkapan kesan-kesan.




nurazizah100798-quantum-gates/20-06.blogspot.com